Kesenian di daerah Jawa Barat
Nama saya Mutiara Rahmah Amalia, saya memiliki orang tua yang berasal dari daerah Ciamis Jawa Barat lebih tepatnya di Kota Banjar. Saya akan mengulas kesenian di daerah Kota Banjar. jadi di Kota Banjar memiliki kesenian tradisional yaitu salah satunya adalah Reog Dongkol.
Reog Dongkol ini awal sejarah terbentuknya adalah berlatar belakang dari sebuah cerita legenda Dewi Sri, yang menitipkan sehelai rambutnya kepada Aki Kanayan Tani dan Nini Kanayan Tani, yang kini menjadi salah satu situs cagar budaya di Kota Banjar. Rambut tersebut oleh Aki Kanayan Tani dan Nini Kanayan Tani kemudian ditanam hingga menjelma menjadi sebuah pohon Aren (Kawung). Keberadaan pohon tersebut menjadi sebuah mata pencaharian, selain bercocok tanam di sawah. Di Desa Karyamukti, atau tepatnya di Dusun Cigadung, dulunya merupakan daerah yang banyak ditumbuhi pohon Aren. Ketika akan menyadap pohon tersebut, terlebih dahulu diadakan ritual yang kemudian dilanjutkan dengan ninggur mayang Aren. Dari bunyi tingguran itulah maka lahir sebuah sajian bentuk seni Reog Dongkol yang berarti Lodong dan Kohkol. Guna mengembangkan serta mengenalkan seni Reog Dongkol, maka ada upaya dari sesepuh untuk dikemas dalam bentuk sajian seni pertunjukan. Untuk pengembangannya ditambah dengan Tari Ronggeng Dongkol, Tari Nderes (Nyadap), Helaran Seni Badawang Kawung, dan Reog Dongkol Mata Holang.
Alat yang digunakan kesenian ini, yaitu lodong dan kohkol. Dalam bahasa Sunda lodong berarti alat yang terbuat dari bambu yang besar dan digunakan untuk menampung air nira untuk pembuatan gula merah, sedangkan kohkol adalah kentongan yang terbuat dari bambu dan digunakan untuk alat keamanan lingkungan. Selain dua alat tadi, reog juga tentunya identik dengan dogdog yang tetap digunakan sebagai alat utama dan kadang menggunakan kendang, gamelan, dan alat lainnya sebagai pendukung untuk memenuhi permintaan. Kesenian ini sangat menarik karena dibarengi dengan tarian para gadis yang diiringi emat orang pemain lainnya terdiri atas tiga orang pemegang lodong dan seorang pemegang kohkol. Sedangkan penari tidak terbatas tergantung saat pagelaran reog dongkol tersebut berlangsung. Namun sayang, kesenian khas Kota Banjar ini hampir punah, karena kaum mudanya jarang melestarikan kesenian ini.
Saya mendapatkan referensi dari https://www.google.co.id/amp/s/www.harapanrakyat.com/2018/09/tiga-kesenian-khas-kota-banjar-diakui-nasional/amp/ dan https://id.m.wikipedia.org/wiki/Reog_dongkol
Reog Dongkol ini awal sejarah terbentuknya adalah berlatar belakang dari sebuah cerita legenda Dewi Sri, yang menitipkan sehelai rambutnya kepada Aki Kanayan Tani dan Nini Kanayan Tani, yang kini menjadi salah satu situs cagar budaya di Kota Banjar. Rambut tersebut oleh Aki Kanayan Tani dan Nini Kanayan Tani kemudian ditanam hingga menjelma menjadi sebuah pohon Aren (Kawung). Keberadaan pohon tersebut menjadi sebuah mata pencaharian, selain bercocok tanam di sawah. Di Desa Karyamukti, atau tepatnya di Dusun Cigadung, dulunya merupakan daerah yang banyak ditumbuhi pohon Aren. Ketika akan menyadap pohon tersebut, terlebih dahulu diadakan ritual yang kemudian dilanjutkan dengan ninggur mayang Aren. Dari bunyi tingguran itulah maka lahir sebuah sajian bentuk seni Reog Dongkol yang berarti Lodong dan Kohkol. Guna mengembangkan serta mengenalkan seni Reog Dongkol, maka ada upaya dari sesepuh untuk dikemas dalam bentuk sajian seni pertunjukan. Untuk pengembangannya ditambah dengan Tari Ronggeng Dongkol, Tari Nderes (Nyadap), Helaran Seni Badawang Kawung, dan Reog Dongkol Mata Holang.
Alat yang digunakan kesenian ini, yaitu lodong dan kohkol. Dalam bahasa Sunda lodong berarti alat yang terbuat dari bambu yang besar dan digunakan untuk menampung air nira untuk pembuatan gula merah, sedangkan kohkol adalah kentongan yang terbuat dari bambu dan digunakan untuk alat keamanan lingkungan. Selain dua alat tadi, reog juga tentunya identik dengan dogdog yang tetap digunakan sebagai alat utama dan kadang menggunakan kendang, gamelan, dan alat lainnya sebagai pendukung untuk memenuhi permintaan. Kesenian ini sangat menarik karena dibarengi dengan tarian para gadis yang diiringi emat orang pemain lainnya terdiri atas tiga orang pemegang lodong dan seorang pemegang kohkol. Sedangkan penari tidak terbatas tergantung saat pagelaran reog dongkol tersebut berlangsung. Namun sayang, kesenian khas Kota Banjar ini hampir punah, karena kaum mudanya jarang melestarikan kesenian ini.
Saya mendapatkan referensi dari https://www.google.co.id/amp/s/www.harapanrakyat.com/2018/09/tiga-kesenian-khas-kota-banjar-diakui-nasional/amp/ dan https://id.m.wikipedia.org/wiki/Reog_dongkol
Komentar
Posting Komentar